Misteri Baterai Wilhelm Konig aka Baterai Baghdad

Umumnya orang di masa sekarang tahu apa yang dimaksud dengan baterai, dan mungkin sebagian dari kita juga tahu bahwa teknologi baterai ditemukan oleh Alessandro Volta, seorang ilmuwan asal Italia, pada tahun 1800, atau tepat di awal abad ke-19. Baterai sendiri adalah benda yang awalnya disebut sebagai “Tumpukan Volta” atau “Sel Volta”, dinamai sesuai dengan nama penemunya, merupakan prototipe paling awal dari sel elektrokimia yang dapat menghasilkan listrik secara konsisten.

Namun istilah baterai digunakan pertama kali oleh Benjamin Franklin, jauh sebelum Allesandro Volta melakukan eksperimennya, yakni pada tahun 1749 saat dia melakukan eksperimen dengan listrik menggunakan satu set bejana kapasitor Leyden yang saling dihubungkan. Benjamin Franklin mengelompokkan sejumlah bejana ke dalam apa yang dia gambarkan sebagai “baterai”, istilah ini digunakan sebagai bagian dari istilah militer waktu itu.

Bentuk baterai saat ini sudah banyak berevolusi. Hingga awal tahun 80-an, khususnya di Indonesia, kita akan banyak melihat baterai berbentuk tabung atau kotak, baik yang besar maupun kecil. Di masa sekarang bentuk baterai amat beragam, karena teknologi penggunaan baterai juga berkembang sedemikian rupa hingga bentuk baterai ada yang diproduksi secara khusus untuk keperluan peralatan elektronik yang spesifik, misalnya kamera digital.

 

Penemuan Baterai Sebagai Sebuah Teknologi Kuno

Bagaimana jika sebuah peradaban lampau yang kita kenal sebagai peradaban kuno telah mampu menghasilkan teknologi dengan tujuan yang sama, yakni sebagai baterai?

Baterai Baghdad, juga dikenal sebagai Baterai Parthia, Sel Baghdad atau Pot Baghdad, atau kadang juga disebut sebagai Baterai Wilhelm Konig, adalah artefak kuno yang ditemukan di sebuah desa, dekat dengan kota Baghdad, Irak modern sekarang. Artefak ini telah menjadi sumber misteri dan spekulasi dalam dunia ilmu pengetahuan dan arkeologi sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1936 oleh seorang ilmuwan Jerman bernama Wilhelm Konig.

Wilhelm Konig, lahir pada tanggal 23 Juli 1901, di Jerman, adalah seorang arkeolog yang sangat berbakat dan berkomitmen untuk menggali pengetahuan tentang peradaban kuno di Timur Tengah, khususnya wilayah yang disebut sebagai Mesopotamia, dimana wilayah ini memang dikenal kaya atas sejarah dan tinggalan-tinggalan di masa lampau. Mesopotamia sendiri, hingga sekarang, dianggap sebagai tempat kelahiran sejumlah peradaban awal manusia modern, seperti Sumeria, Babilonia, dan Asyur.

Wilhelm memulai karirnya dalam arkeologi dan sejarah pada awal abad ke-20. Ia terlibat dalam berbagai ekskavasi di Irak, termasuk di situs arkeologi terkenal seperti Ur, sebuah kota kuno yang terkenal sebagai kota kelahiran nabi 3 agama samawi, Abraham atau Ibrahim AS, yang namanya tercatat dalam Taurat (Perjanjian Lama) dan Al-Qur’an.

Pada tahun 1838, saat Konig melakukan ekskavasi di dekat desa atau pemukiman sepi bernama Khujut Rabu, yang terletak di dekat ibukota Baghdad, Irak modern, dia menemukan sebuah artefak yang kelak akan menggemparkan dunia. Artefak tersebut terdiri dari sebuah pot tembikar, yang diperkirakan berasal dari abad ke-2 SM, yang didalamnya terdapat sebuah silinder tembaga dan sebatang batang besi. Artefak ini di kemudian hari dikenali sebagai komponen utama dari Baterai Baghdad.

 

 

Bentuk Baterai Baghdad

Baterai Baghdad terdiri dari tiga komponen utama:

  1. Pot atau vas tembikar: Artefak ini adalah sebuah pot atau vas tembikar kecil dengan leher sempit dan lebar dasar. Pot ini memiliki tinggi sekitar 13 sentimeter (5 inci) dan berdiameter sekitar 8 sentimeter (3 inci). Pot ini diperkirakan berasal dari abad ke-2 SM.
  2. Silinder tembaga: Di dalam pot tembikar, terdapat silinder tembaga yang diposisikan dengan baik sehingga berfungsi sebagai penghantar listrik. Silinder ini memiliki lubang di tengahnya untuk memasukkan batang besi.
  3. Batang Besi: Sebuah batang besi, juga ditemukan di dalam pot, berfungsi sebagai elektroda negatif. Elektroda sendiri adalah sebuah komponen penting dalam sel elektrokimia atau sistem baterai. Elektroda adalah konduktor (biasanya berbentuk logam atau bahan konduktif lainnya) yang berperan dalam reaksi kimia yang terjadi di dalam sel elektrokimia.

 

Spekulasi Seputar Penggunaan Baterai Baghdad

Ketika Baterai Baghdad pertama kali ditemukan, banyak ilmuwan mulai berspekulasi tentang tujuannya. Salah satu teori yang paling menarik adalah bahwa artefak ini digunakan untuk menghasilkan listrik. Berdasarkan prinsip elektrokimia, jika cairan elektrolit, seperti cuka atau cairan asam, dimasukkan ke dalam pot tembikar, kemudian silinder tembaga dan batang besi diletakkan di dalamnya, hal itu dapat menghasilkan arus listrik melalui reaksi kimia antara tembaga, cairan elektrolit, dan besi. Ini akan menjadikan Baterai Baghdad sebagai salah satu baterai kuno pertama dalam sejarah.

Meskipun teori ini menarik, masih ada banyak kontroversi dan penolakan terhadap gagasan bahwa Baterai Baghdad digunakan sebagai baterai. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa pot tersebut mungkin digunakan untuk tujuan lain, seperti penyimpanan gulungan naskah atau bahan kimia penting.

Baterai Baghdad tetap menjadi salah satu misteri sejarah yang belum terselesaikan. Meskipun telah banyak teori diajukan mengenai penggunaannya, kita masih belum tahu pasti bagaimana dan untuk apa artefak ini digunakan oleh peradaban kuno di Mesopotamia. Baterai Baghdad tetap menjadi topik penelitian dan perdebatan yang menarik dalam dunia arkeologi dan ilmu pengetahuan, dan mungkin akan terus menjadi misteri yang tak terpecahkan.

 

Wilhelm Konig dan Penemuan Baterai Baghdad

 

**Fungsi Baterai Baghdad**

Keberadaan pot ini memicu banyak spekulasi tentang apa yang sebenarnya digunakan untuk. Salah satu teori yang paling populer adalah bahwa Baterai Baghdad digunakan untuk menghasilkan listrik. Beberapa ahli percaya bahwa jika cairan elektrolit, seperti cuka atau cairan asam, ditempatkan di dalam pot ini, kemudian silinder tembaga dan batang besi diletakkan di dalamnya, itu bisa menghasilkan arus listrik. Ini akan menjadikan Baterai Baghdad sebagai salah satu baterai kuno pertama dalam sejarah.

**Kontroversi dan Penolakan**

Meskipun teori ini menarik, masih ada banyak kontroversi dan penolakan terhadap gagasan bahwa Baterai Baghdad digunakan sebagai baterai. Beberapa ilmuwan berpendapat bahwa pot tersebut mungkin digunakan untuk tujuan lain, seperti penyimpanan gulungan naskah.

**Warisan Wilhelm König**

Wilhelm Konig meninggal pada tahun 1869, namun penemuan kontroversialnya tetap menjadi topik pembicaraan di dunia ilmu pengetahuan. Meskipun Baterai Baghdad tetap menjadi misteri yang belum terselesaikan, penelitian dan debat tentang pot ini terus berlanjut hingga saat ini. Wilhelm König tetap diingat sebagai seorang penjelajah dan ilmuwan yang mencoba mengungkap rahasia kuno dari masa lalu.

Dengan begitu, penemuan Baterai Baghdad oleh Wilhelm König tetap menjadi salah satu misteri sejarah yang paling menarik dan diperdebatkan dalam dunia arkeologi dan ilmu pengetahuan. Meskipun banyak teori telah diajukan, kita masih belum tahu pasti bagaimana artefak ini digunakan oleh peradaban kuno di Mesopotamia.

Tinggalkan komentar